Minggu, 15 Agustus 2010

Cinta yang Abadi

"Eternal Love Can Only Emerges from A pure heart"
Cinta Abadi Hanya Timbul Dari Hati yang Suci

            Cinta adalah satu kata yang mampu membuat seseorang menjadi berseri-seri. Hari-hari penuh ceria, senang, semangat, dan bergairah dalam menjalani hidup. "Hidup akan terasa hambar tanpa cinta", ujar seorang remaja dengan puitis.
            Sebaliknya dengan cinta itu pula seseorang bisa dibuatnya menangis. Muram, lemas, putus asa, kecewa, dan merasa hidup tak berarti lagi. Semuanya bertumpuk dalam satu rasa yang terpenjara dalam pidana kefuturan. Itulah cinta buta.
            Demi cinta, seseorang mampu mengorbankan segala-galanya demi sesuatu yang dicintainya. Seperti tak ada pembatas yang dapat menghalanginya.
            Leo seorang seniman yang sangat mencintai hasil lukisannya. Hari-harinya selalu dipenuhi dengan melukis. Memandangi hasil lukisan, dan duduk bermenung menatap hasil karya seninya. Detik bertambah dan waktu pun bergulir. Puluhan, bahkan ratusan lukisan terpampang di ruangan kerjanya. Hampir seluruh dinding dipenuhi oleh pajangan lukisan. Cinta Sang pelukis yang begitu dalam terhadap pekerjaannya tidak lagi memandang pengorbanan waktu dari hidupnya. Bukan hanya waktu, biaya untuk perawatan hasil seninya memaksa ia untuk lebih dalam mengaruk saku. Lama-kelamaan lukisan itu berubah pudar. Bersamaan dengan itu pula hati dan perasaan sang pelukis memudar. Ada satu rasa ketidakpuasan tergambar dilipatan wajahnya.  Dengan sesuatu yang bersifat sementara.
            Michael seorang pemuda yang sedang jatuh cinta pada seorang wanita pujaannya. Berbagai usaha dan pengorbanan telah dikerahkan untuk mendapatkan cintanya. Dimulai dengan "PDKT", bersikap lemah lembut, penuh perhatian, memberikan bantuan, dan lain-lain. Cinta yang menggelora dari pemuda tersebut telah mencabut hijab untung dan rugi. Artinya, waktu, cita-cita semula untuk menuntut ilmu, beribadah, mampu dikesampingkan. Pernikahan berlangsung juga. Jam bergerak, waktupun bergeser. Gadis yang telah menjadi isterinya melahirkan satu anak, dua anak. Keletihan tersisa di lipatan wajahnya yang mulai menua. Wajah yang mempesona tidak seperti dulu lagi. Keriput di wajah membuktikan kecantikan tidak abadi. Michael pun tidak seperti dulu lagi. Cintanya meringkuk kerdil. Lagi-lagi zaman dan waktu merubah cinta mereka.           
         Tak sedikit pula dari mahasiswa Cairo rela menyia-nyiakan waktu mereka untuk sekedar chatting iseng dengan orang yang tidak dikenalnya. Bahkan, uang yang diamanahkan orang tua untuk belajar dipakai untuk menelpon kenalan baru, lawan jenis mereka. Bukan rahasia lagi, tapi fenomena ini telah mampu mewarnai pergaulan masisir. Hal itu semua hanya karena menuruti kecenderungan hati yang jelek. Karena cinta buta adalah beban alam yang diperindah oleh khayalan.
      Rasulullah Saw, bersabda yang artinya "Kecintaanmu terhadap sesuatu itu, membuatmu buta dan tuli " ( R. Abu daud). Siapa yang menjamin hati akan tetap bening? Siapa yang bertanggung jawab bila hati telah terpoles noda?
         Bila hati telah ternodai, maka kehidupan akan terasa gelap. Ada noktah hitam di sana. Selanjutnya Syetan akan mudah masuk ke celah-celah hati. Akibatnya hati jadi mati.
            Beberapa contoh diatas menunjukkan kepada kita, cinta dzahiri hanya bersifat sementara yang hanya memandang secara kasat mata. Dalam kitab nuzum usrah termaktub;
           - " Siapa yang menikahi seorang wanita karena kecantikannya, sesungguhnya kecantikan itu akan pudar, siapa yang menikahi perempuan karena hartanya sesungguhnya harta itu akan bertambah dan berkurang, dan siapa yang menikahi seorang wanita karena agamanya sesungguhnya agama itu akan kekal"
      Pada hakikatnya ada cinta yang abadi. Cinta pada sang pencipta yang tak pernah terputus cintanya. Yang membolak-balik hati. Cinta yang muncul dari hati yang suci yang tak diiringi oleh harapan keduniawian. Itulah mahabbatullah.
            Dalam bahasa Arab, kata mahabbah berasal dari kata ahabba-yuhibbu-mahabbatan, yang secara harfiah berarti mencintai secara dalam.
            Dalam hal ini, mahabbah objeknya lebih ditujukan kepada Tuhan. Kecintaan yang mendalam secara ruhiyah pada Allah SWT. Yang dapat dicapai dengan mentaatinya ( Ali 'Imran: 330), menyerahkan diri kepadanya, mengosongkan hati dari segala-galanya kecuali dariNya.
             Mahabbah mempunyai tiga tingkatan, yaitu mahabbah biasa, mahabbah orang shiddiq, dan mahabbah orang arif. Mahabbah orang biasa mengambil bentuk selalu mengingat Allah dengan zikir, suka menyebut nama Allah, dan memperoleh kesenangan dalam berdialog dengan Tuhan. Selanjutnya, mahabbah orang shiddiq adalah cinta yang kenal pada Tuhan, pada kebesaranNya, pada kekuasaanNya, pada ilmuNya, dan lain-lain. Cinta tingkat kedua ini membuat orang sanggup menghilangkan kehendak dan sifatnya sendiri sedang hatinya penuh dengan perasaancinta padaNya. Sedangkan cinta orang arif adalah  cinta orang yang tahu betul pada Tuhan. 
            Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa tujuan cinta adalah untuk memperoleh kesenangan batiniah yang sulit dilukiskan dengan kata-kata, tapi hanya dapat dirasakan oleh jiwa.
            Alat untuk menggapai cinta adalah hati sanubari. Sebagai alat untuk mengetahui sifat-sifat Tuhan. Hati yang suci dari dosa dan maksiat, serta dikosongkan dari kecintaan kepada segala sesuatu, melainkan hanya diisi oleh cinta karena Allah. Fitrah hati untuk mencintai telah dianugerahkan Tuhan kepada manusia sejak kehidupannya dalam kandungan ketika umur empat bulan.
            Kemanisan dan kelezatan iman akan didapatkan oleh orang yang mendahulukan cintanya kepada Allah dan RasulNya, orang yang mencintai seseorang karena Allah semata. Hal ini telah dijelaskan dalam sabda Nabi yang artinya " tiga orang yang akan merasakan kemanisan iman, orang yang lebih mencintai Allah dan RasulNya dari yang lain, orang yang mencintai seseorang hanya karena Allah semata,..."
        Ali pun berkata: " Ya Allah Janganlah Engkau letakkan dunia di hatiku, tapi letakkanlah dunia di tanganku." Tentunya cinta yang abadi itu hanya bisa bersemi dari hati yang murni. Kemudian tumbuh subur dari hati yang suci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar